Skip to main content

100 kata kata indah dalam lirik lagu Iwan Fals

Berhentilah jangan salah gunakan, kehebatan ilmu pengetahuan untuk menghancurkan”.

2. “Hei jangan ragu dan jangan malu, tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampu”.

3. “Cepatlah besar matahariku, menangis yang keras janganlah ragu, hantamlah sombongnya dunia buah hatiku, doa kami dinadimu”.

4. “Jalan masih teramat jauh, mustahil berlabuh bila dayung tak terkayuh”.

5. “Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari, bila luka di kaki belum terobati”.

6. “Riak gelombang suatu rintangan, ingat itu pasti kan datang, karang tajam sepintas seram, usah gentar bersatu terjang”.

7. “Aku tak sanggup berjanji, hanya mampu katakan aku cinta kau saat ini, entah esok hari, entah lusa nanti, entah”.

8. “Mengapa bunga harus layu?, setelah kumbang dapatkan madu, mengapa kumbang harus ingkar?, setelah bunga tak lagi mekar”.

9. “Ternyata banyak hal yang tak selesai hanya dengan amarah”.

10. “Dalam hari selalu ada kemungkinan, dalam hari pasti ada kesempatan”.

11. “Kota adalah hutan belantara akal kuat dan berakar, menjurai didepan mata siap menjerat leher kita”.

12. “Jangan kita berpangku tangan, teruskan hasil perjuangan dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan”.

13. “Jangan ragu jangan takut karang menghadang, bicaralah yang lantang jangan hanya diam”.

14. “Kau anak harapanku yang lahir di zaman gersang, segala sesuatu ada harga karena uang”.

15. “Sampai kapan mimpi mimpi itu kita beli?, sampai nanti sampai habis terjual harga diri”.

16. “Seperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu ku membalas, Ibu”.

17. “Memang usia kita muda namun cinta soal hati, biar mereka bicara telinga kita terkunci”.

18. “Dendam ada dimana mana di jantungku, di jantungmu, di jantung hari-hari”.

19. “Hangatkan tubuh di cerah pagi pada matahari, keringkan hati yang penuh tangis walau hanya sesaat”.

20. “Kucoba berkaca pada jejak yang ada, ternyata aku sudah tertinggal, bahkan jauh tertinggal''.

21. “Oh ya! ya nasib, nasibmu jelas bukan nasibku, oh ya! ya takdir, takdirmu jelas bukan takdirku”.

22. “Wahai kawan hei kawan, bangunlah dari tidurmu, masih ada waktu untuk kita berbuat, luka di bumi ini milik bersama, buanglah mimpi-mimpi”.

23. “Api revolusi, haruskah padam digantikan figur yang tak pasti?”.

24. “Kalau cinta sudah di buang, jangan harap keadilan akan datang”.

25. “Kesedihan hanya tontonan, bagi mereka yang diperkuda jabatan”.

26. “Orang tua pandanglah kami sebagai manusia, kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta”.

27. “Satu luka perasaan, maki puji dan hinaan, tidak merubah sang jagoan menjadi makhluk picisan”.

28. “Kesadaran adalah matahari, kesabaran adalah bumi, keberanian menjadi cakrawala, dan perjuangan adalah pelaksanaan kata kata”.

29. “Mereka yang pernah kalah, belum tentu menyerah”.

30. “Aku rasa hidup tanpa jiwa, orang yang miskin ataupun kaya sama ganasnya terhadap harta”.

31. “Orang orang harus dibangunkan, kenyataan harus dikabarkan, aku bernyanyi menjadi saksi”.

32. “Ingatlah Allah yang menciptakan, Allah tempatku berpegang dan bertawakal, Allah maha tinggi dan maha esa, Allah maha lembut”.

33. “Kebimbangan lahirkan gelisah, jiwa gelisah bagai halilintar”.

34. “Bagaimanapun aku harus kembali, walau berat aku rasa kau mengerti”.

35. “Alam semesta menerima perlakuan sia sia, diracun jalan napasnya diperkosa kesuburannya”.

36. “Duhai langit, duhai bumi, duhai alam raya, kuserahkan ragaku padamu, duhai ada, duhai tiada, duhai cinta, ku percaya”.

37. “Dimana kehidupan disitulah jawaban”.

38. “Ada dan tak ada nyatanya ada”.

39. “Aku sering ditikam cinta, pernah dilemparkan badai, tapi aku tetap berdiri”.

40. “Aku mau jujur jujur saja, bicara apa adanya, aku tak mau mengingkari hati nurani”.

41. “Bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta walau aku tahu tak terdengar, jariku menari tetap tak akan berhenti sampai wajah tak murung lagi”.

42. “Mengapa besar selalu menang?, bebas berbuat sewenang wenang, mengapa kecil selalu tersingkir?, harus mengalah dan menyingkir”.

43. “Angin pagi dan nyanyian sekelompok anak muda mengusik ingatanku, aku ingat mimpiku, aku ingat harapan yang semakin hari semakin panjang tak berujung”.

44. “Jalani hidup, tenang tenang tenanglah seperti karang”.

45. “Sebentar lagi kita akan menjual air mata kita sendiri, karena air mata kita adalah air kehidupan”.

46. “Kita harus mulai bekerja, persoalan begitu menantang, satu niat satulah darah kita, kamu adalah kamu aku adalah aku”.

47. “Kenapa kebenaran tak lagi dicari?, sudah tak pentingkah bagi manusia?”

48. “Kenapa banyak orang ingin menang?, apakah itu hasil akhir kehidupan?”.

49. “Anjingku menggonggong protes pada situasi, hatiku melolong protes pada kamu”.

50. “Biar keadilan sulit terpenuhi, biar kedamaian sulit terpenuhi, kami berdiri menjaga dirimu”.

51. “Apa jadinya jika mulut dilarang bicara?, apa jadinya jika mata dilarang melihat?, apa jadinya jika telinga dilarang mendengar?, jadilah robot tanpa nyawa yang hanya mengabdi pada perintah”.

52. “Tertawa itu sehat, menipu itu jahat”.

53. “Nyanyian duka nyanyian suka, tarian duka tarian suka, apakah ada bedanya?”

54. “Waktu terus bergulir, kita akan pergi dan ditinggal pergi”.

55. “Pelan-pelan sayang kalau mulai bosan, jangan marah-marah nanti cepat mati, santai sajalah”.

56. “Mau insaf susah, desa sudah menjadi kota”.

57. “Pertemuan dan perpisahan, dimana awal akhirnya?, dimana bedanya?”.

58. “Jika kata tak lagi bermakna, lebih baik diam saja”.

59. “Bagaimana bisa mengerti?, sedang kita belum berpikir, bagaimana bisa dianggap diam?, sedang kita belum bicara”.

60. “Aku bukan seperti nyamuk yang menghisap darahmu, aku manusia yang berbuat sesuai aturan dan keinginan”.

61. “Oh susahnya hidup, urusan hati belum selesai, rumah tetangga digusur raksasa, pengusaha zaman merdeka”.

62. “Aku disampingmu begitu pasti, yang tak kumengerti masih saja terasa sepi”.

63. “Sang jari menari jangan berhenti, kupasrahkan diriku digenggaman-Mu”.

64. “Lepaslah belenggu ragu yang membelit hati, melangkah dengan pasti menuju gerbang baru”.

65. “Berani konsekuen pertanda jantan”.

66. “Dengarlah suara bening dalam hatimu, biarlah nuranimu berbicara”.

67. “Matinya seorang penyaksi bukan matinya kesaksian”.

68. “Bertahan hidup harus bisa bersikap lembut, walau hati panas bahkan terbakar sekalipun”.

69. “Jangan goyah percayalah teman perang itu melawan diri sendiri, selamat datang kemerdekaan kalau kita mampu menahan diri”.

70. “Berdoalah sambil berusaha, agar hidup jadi tak sia-sia”

71. “Harta dunia jadi penggoda, membuat miskin jiwa kita”.

72. “Memberi itu terangkan hati, seperti matahari yang menyinari bumi”.

73. “Jangan heran korupsi menjadi jadi, habis itulah yang diajarkan”.

74. “Gelombang cinta gelombang kesadaran merobek langit yang mendung, menyongsong hari esok yang lebih baik”.

75. “Terhadap yang benar saja sewenang wenang, apalagi yang salah”.

76. “Begitu mudahnya nyawa melayang, padahal tanpa diundang pun kematian pasti datang”.

77. “Dunia kita satu, kenapa kita tidak bersatu?”.

78. “Urus saja moralmu urus saja akhlakmu, peraturan yang sehat yang kami mau”.

79. “Di lumbung kita menabung, datang paceklik kita tak bingung”.

80. “Tutup lubang gali lubang falsafah hidup jaman sekarang”.

81. “Buktikan buktikan!, kalau hanya omong burung beo pun bisa”.

82. “Dunia politik dunia bintang, dunia hura hura para binatang”.

83. “Dewa-dewa kerjanya berpesta, sambil nyogok bangsa manusia”.

84. “Tanam-tanam pohon kehidupan, siram siram sirami dengan sayang, tanam tanam tanam masa depan, benalu-benalu kita bersihkan”.

85. “Ada apa gerangan mengapa mesti tergesa gesa, tak bisakah tenang menikmati bulan penuh dan bintang”.

86. “Persoalan hidup kalau diikuti tak ada habisnya, soal lama pergi soal baru datang”.

87. “Jaman berubah perilaku tak berubah, orang berubah tingkah laku tak berubah”.

88. “Satu hilang seribu terbilang, patah tumbuh hilang berganti”.

89. “Hidup ini indah berdua semua mudah, yakinlah melangkah jangan lagi gelisah”.

90. “Tak ada yang lepas dari kematian, tak ada yang bisa sembunyi dari kematian, pasti”.

91. “Ada kamu yang mengatur ini semua tapi rasanya percuma, ada juga yang janjikan indahnya surga tapi neraka terasa”.

92. “Hukum alam berjalan menggilas ludah, hukum Tuhan katakan “Sabar!”.

93. “Yang pasti hidup ini keras, tabahlah terimalah”.

94. “Oh negeriku sayang bangkit kembali, jangan berkecil hati bangkit kembali”.

95. “Oh yang ditinggalkan tabahlah sayang, ini rahmat dari Tuhan kita juga pasti pulang”.

96. “Tuhan ampunilah kami, ampuni dosa-dosa kami, ampuni kesombongan kami, ampuni bangsa kami, terimalah disisi-Mu korban bencana ini”.

97. “Nyatakan saja apa yang terasa walau pahit biasanya, jangan disimpan jangan dipendam, merdekakan jiwa”.

98. “Usiamu tak lagi muda untuk terus terusan terjajah, jangan lagi membungkuk bungkuk agar dunia mengakuimu”.

99. “Kau paksa kami untuk menahan luka ini, sedangkan kau sendiri telah lupa”.

100. “Oh Tuhan tolonglah, lindungi kami dari kekhilafan, oh ya Tuhan tolonglah, Ramadhan mengetuk hati orang orang yang gila perang”.
..........ridwan......

Comments

Popular posts from this blog

Sajak sajak bajingan

hidup itu tidak semudah apa yang kau baca dan kau tulis serta memaknainya. - maaf ibu,anakmu ini masih belum bisa membuatmu bahagia dengan tanganku sendiri,tetapi tetap yakinlah bahwa aku selalu berusaha sangat keras mencapainya.. keep rock n roll mom.. :) - runtuhkan bulan,biarkan gelap dan dengarkan saja suara hati.   #selamat malam - "Untuk istriku di masa depan yang entah siapa, kalo lagi pacaran sekarang, buruan putus yah!! Love, Papa " #jomblo kronik..wkwkwkwk - I'm just a freak who expected him to tell me "you're my hero" but I was dead, I was not as strong as it used to This is a new day for you, for their dominion -jangan seperti fatamorgana di padang pasir. menari dikejauhan mencoba untuk menghiburku. itu tidak benar.cukup berikan hujan agar aku terus berlari penuh semangat. #selamat pagi -mawarku masih tumbuh,harumnya masih utuh. biarkan dia tumbuh,tak mungkin dia layu. seiring waktu aku nyanyikan seribu lagu. sampai datangnya hari terlihat merah...

Puisi bajingan

WANITA YANG TERGUSUR By; Fiki Rock Meratap dari balik temaram senja Tempat tinggal segala rasa gamang Lorong-lorong sunyi dan dinding-dinding tua Kawan hidup dalam selaka durjana… Di bawah atap langit yang gelap Menanti sebuah harap yang pengap Sementara waktu kian meradang Menghantam segala cemas yang melawan… Lipstik liar dan harum parfum Liuk tubuh anggun mempesona Menantang api nafsu yang membara Menawan hati para kelana malam… Di tepian malam merana Menjaja cinta bersama rasa paksa Keras hidup seakan terbiasa Di ujung jalan menanti dosa yang menerjang… LENTERA TRAGEDI By; Fiki Rock Bahana suara dalam goa Durjana merajalela laksana api yang membara Dengar rintihan luka ini Hadirmu  membawa pilu yang meraksasa… Darah mewangi hancurkan mimpi Meradang hingga menghitam semesta Dengar sabda pertiwi Akan kah kau biarkan merana… Hentikan nelangsa ini Biarkan setangkai cinta merengkuh asa Dalam kubangan ini aku sakit Tatap reruntuhan romansa di tanah sengketa… Bakar benderamu Tancapkan...

Demokrasi

Demokratisasi adalah proses rasionalisasi. Salah satu hasil rasionalisasi adalah keberhasilan suatu masyarakat majemuk untuk melampaui loyalitas-loyalitas primordial di dalamnya. Lewat demokrasi bukan hanya kekuasaan politis, melainkan juga loyalitas-loyalitas primordial terkait agama dan etnisitas itu menjadi bagian komunikasi publik dan dikontrol oleh penalaran publik. Dalam ungkapan lain, demokrasi menghasilkan moderasi yang diperlukan untuk etos kewarganegaraan yang inklusif. ㅤㅤ Jika tesis di atas dapat disetujui, kita dapat menemukan sekurangnya dua indikator rasionalitas publik. Pertama adalah preferensi para pemilih dalam pemilihan umum. Pemilih rasional akan fokus pada program, kinerja dan rekam jejak calon, sedangkan pemilih emosional mudah dipikat oleh loyalitas-loyalitas primordial terkait ras, etnisitas atau agama. Kedua adalah ke-patuhan pada hukum. Hukum modern menyimpan kekuatan rasionalisasi di dalam dirinya karena merupakan produk penalaran. Lewat prosed...

Aria Baron

Happy Birthday ex-gitaris Gigi yang layak disebut salah satu gitaris Rock terbaik di Indonesia Nama panjangnya adalah Aria Baron Suprayogi yg lahir di kota Bandung, pada tanggal 16 Januari 1970. Saat masih kecil, Baron mulai belajar alat musik yaitu awalnya dari bermain piano. Lalu diusia 12 thn, tertarik belajar bermain gitar saat sekolah di Yamaha Musik Indonesia. Namun sayangnya Baron keluar karena tidak nyaman dgn aturan2 di sekolah musik tsb. Baron sempat belajar bermain drum, meski tak lama kemudian balik lagi ke gitar dgn mengikuti kursus gitar Jazz. Saat memasuki bangku SMA, Baron belajar gitar kepada musisi2 yg cukup terkenal di Indonesia saat itu, yaitu Donny Suhendra (Krakatau), Harry Roesli dan Pra Budi Dharma. Dan hasilnya, Baron meraih gelar gitaris terbaik di thn 1986-1988 di Light Music Contest Yamaha. Baron meneruskan studinya di perguruan tinggi yg ada di kota Bandung dan dikampusnya Baron membentuk band bernama Circus dan Postcard. Baron juga sempat ke Australia dg...

Petani vs penguasa

Sistem politik yang monolik dan tertutup menyebabkan warga desa tidak berdaya dalam merumuskan dan menyalurakan aspirasi dan kepentingannya. Adanya depolitisasi di tingkat desa dan penerapannya ‘massa menghambang’ menyebabkan warga desa tidak mempunyai hak-hak politik. Para petani tidak mempunyai saluran untuk memperjuangkan kepentingan sosial, politik, dan ekonominya. Pemerintah desa dibuat seragam dan sentralistik, sehingga menghambat aspirasi, kebutuhan, dan kekhususan masing-masing daerah. Penguasa selalu turun tangan pada masalah-masalah tanah maupun masalah sosial lainnya, tetapi lebih banyak membela pihak yang kuat dan merugikan rakyat kecil.  ㅤㅤ Hal ini tidak bisa diterima. Oleh karena itu, pembaruan politik agrarian yang menjamin hak-hak rakyat untuk menguasai sumber-sumber agrarian harus segera diterapkan. Tanpa pembaruan agrarian, program kapitalistik hanya akan memprkuat pemodal besar, pemerintah elit lapis atas masyarakat lain, dan menjauhkan dari cita-cita “sebesar...

Politik Sebagai Mesin Menggapai Kedamaian Dunia

Politik Sebagai Mesin Menggapai Kedamaian Dunia Onal Jarud 😎 Relasi internasional sebagai usaha membina kekerabatan dan terciptanya kerjasama antar negara, terus dilangsungkan, perihal tidak ada satu negarapun yang dapat hidup dan berkembang tanpa adanya dukungan dari negara lain. Oleh karena itu, hal macam ini bukan baru didunia perpolitikan. Kendati demikian, hal ini dianggap menjadi tumpuan tercipta-tercapainya pertalian politis diantara para peserta. Sebab relasi politik dianggap menjadi satu-satunya jalan menuju kedamaian dunia. Relasi internasional (Politik), berarti berbicara tentang kekuasaan (dari Negara/Pemerintah). Diharapkan, dengan pertalian politik yang ada, sedapat mungkin mendukung dan menjamin kelangsungan kehidupan sosial masyarakat internasional yang humanis dan harmonis.  Mengapa demikian pentingnya hidup rukun secara internasional.? Karena dengan membiarkan perceraian internasional terjadi, maka akan memungkinkan terciptanya harmonisasi diberbagai bid...

Pujangga di kota panas

Aku terdiam dua detik, sebelum lanjut berkata sambil mengambil rokok yang mati di selipan asbak dan meminta api pada ujung rokok kawan sebelah. "Tapi pujangga tak selayaknya ikut politik apalagi jadi tim sukses. Pujangga bertugas menyeimbangkan kehidupan, terdiri atas kebaikan dan kejahatan." Kalimatku mengawang demi dapat pencerahan. Demi solusi? Entah. "Ya, posisi pujangga harus di tengah, tersenyum melihat kedamaian, menangis dan sakit melihat penderitaan. Ekspresi wajah pujangga sebaiknya tidak ditunjukkan kepada siapa pun. Tak ada yang tahu keberadaannya. Kecuali dalam keadaan terdesak." ㅤㅤ Seharusnya tak ada makian kotor keluar dari mulutnya saat melihat jalanan penuh kotoran. Pujangga berhati halus meski dadanya bergejolak hebat merasakan kota yang sedang kalut. Kota ini memang akan kehilangan pujangga besar. Satu-satunya pujangga milik kota ini akan hilang. Karena lebih memilih karier di bidang lain, bidang yang menjanjikan masa tua. Namun, sekarang siapa...

Rindu Dan Jejaknya

                         Jejakmu yang ku awali  dengan ucapan terima kasih.. terima kasih untk perjalanan yang tak pernah kuduga seblumnya.. terima kasih untuk semua cinta dan perhatian yang hadir begitu nyata tanpa kupaksa.  semua yang terjadi tanpa rencana tapi rasaku semakin nyata dan membuat semuanya bertahan,,  begitu banyak label dan predikat yang terlupakan karena sebuah kenyamanan.. ingatan dan alam bawa sadarku ternyata benar-benar menginginkanmu sepenuh jiwa ,, kumenyadari bahwa aku jatuh hati padamu yang tak mengkin menulis kisah bersamaku,,,  setiap jejak yang kupunya seakan nyata kehadiranmu dan memaksaku untuk menjadi manusia egois ingin memilikimu tanpa jeda dan tetap ingin mengawali hari dengan senyumu hingga mengakhiri hari dalam hangat pelukmu.. seperti terpenjara dalam angan yang menjadi nyata, menikmati semunya bukan hanya sekedar angan-angan meski ku...