Aku terdiam dua detik, sebelum lanjut berkata sambil mengambil rokok yang mati di selipan asbak dan meminta api pada ujung rokok kawan sebelah. "Tapi pujangga tak selayaknya ikut politik apalagi jadi tim sukses. Pujangga bertugas menyeimbangkan kehidupan, terdiri atas kebaikan dan kejahatan." Kalimatku mengawang demi dapat pencerahan. Demi solusi? Entah.
"Ya, posisi pujangga harus di tengah, tersenyum melihat kedamaian, menangis dan sakit melihat penderitaan. Ekspresi wajah pujangga sebaiknya tidak ditunjukkan kepada siapa pun. Tak ada yang tahu keberadaannya. Kecuali dalam keadaan terdesak."
ㅤㅤ
Seharusnya tak ada makian kotor keluar dari mulutnya saat melihat jalanan penuh kotoran. Pujangga berhati halus meski dadanya bergejolak hebat merasakan kota yang sedang kalut. Kota ini memang akan kehilangan pujangga besar. Satu-satunya pujangga milik kota ini akan hilang. Karena lebih memilih karier di bidang lain, bidang yang menjanjikan masa tua. Namun, sekarang siapa yang mau jadi pujangga di kota panas begini? Kota yang setiap detiknya membakar kata dengan sekali tiupan Dewa Angin dari utaranya Laut. Kota ini butuh pujangga yang pandai melukis keindahan di kerumitan tata kota yang berantakan. Kota ini butuh pujangga yang membela dengan jiwa raga bak pendekar ketika kota dilanda pembunuhan hak asasi. Tentu saja, lewat puisinya, lewat olahan kata-katanya. Lewat rangkaian kalimatnya hingga membuat damai yang membacanya. Termasuk pasar ini. Pasar ini butuh pujangga juga.
ㅤㅤ
Ya, aku setuju. Tak perlu kita diingatkan itu terus, mata kawanku yang di seberang memerah. Menyala. Ia mengentak seperti pujangga di atas panggung lengkap gaya teaterikalnya. Harusnya ia jangan pensiun, si pujangga besar itu. Meski lelah dengan yang didapat sebagai pujangga, bukanlah kekayaan harta melainkan kekayaan batin, namanya akan tetap membesar di kota ini bahkan di kota lain. Seharusnya ketika berada di posisi paling besar seperti sekarang, sangat tepat bila dimanfaatkannya untuk menciptakan pujangga-pujangga kecil yang kelak akan menjadi besar sepertinya.
ㅤㅤ
hidup itu tidak semudah apa yang kau baca dan kau tulis serta memaknainya. - maaf ibu,anakmu ini masih belum bisa membuatmu bahagia dengan tanganku sendiri,tetapi tetap yakinlah bahwa aku selalu berusaha sangat keras mencapainya.. keep rock n roll mom.. :) - runtuhkan bulan,biarkan gelap dan dengarkan saja suara hati. #selamat malam - "Untuk istriku di masa depan yang entah siapa, kalo lagi pacaran sekarang, buruan putus yah!! Love, Papa " #jomblo kronik..wkwkwkwk - I'm just a freak who expected him to tell me "you're my hero" but I was dead, I was not as strong as it used to This is a new day for you, for their dominion -jangan seperti fatamorgana di padang pasir. menari dikejauhan mencoba untuk menghiburku. itu tidak benar.cukup berikan hujan agar aku terus berlari penuh semangat. #selamat pagi -mawarku masih tumbuh,harumnya masih utuh. biarkan dia tumbuh,tak mungkin dia layu. seiring waktu aku nyanyikan seribu lagu. sampai datangnya hari terlihat merah...
Comments
Post a Comment